Titiek Soeharto Kenakan Busana Adat Lampung di Istana, Simbol Keanggunan Mighrul Lampung

CULTUREEDUCATION

Novita Ria

8/17/20251 min read

Jakarta, 17 Agustus 2025 — Upacara Peringatan Detik-detik Proklamasi di Istana Merdeka kembali menjadi panggung kebhinekaan busana Nusantara. Tahun ini, salah satu penampilan yang menyita perhatian publik datang dari Siti Hediati Hariyadi (Titiek Soeharto). Putri Presiden ke-2 RI itu tampil anggun dengan busana adat Lampung, lengkap dengan mahkota khas yang disebut kanduk tutup.

Kanduk Tutup: Penanda Kehormatan Mighrul Lampung

Titiek mengenakan kanduk tutup, yaitu anggagh—hiasan kepala berbahan logam berhias motif tradisional—yang dililit dengan kain sebage. Dalam adat Lampung, kanduk tutup bukan sekadar aksesori, melainkan penanda status sosial. Mahkota ini hanya boleh dikenakan oleh mighrul Lampung, yakni perempuan Lampung yang sudah menikah. Kehadirannya menandakan peralihan status seorang anak perempuan dari gadis ke ibu rumah tangga yang dihormati dalam masyarakat.

Paduan Tapis dan Sebage

Selain penutup kepala, busana adat Lampung biasanya dipadukan dengan kain tapis, kain tenun tradisional dengan sulaman benang emas yang menjadi simbol kemakmuran. Sebage yang melilit anggagh berfungsi sebagai penyempurna penampilan, sekaligus mengandung makna simbolik tentang perlindungan dan kehormatan.

Makna Kehadiran di Panggung Nasional

Pemilihan busana adat Lampung oleh Titiek Soeharto di istana memperlihatkan dua hal penting:

Kebhinekaan Nusantara — busana adat dari berbagai daerah bisa tampil di panggung kenegaraan, memperkaya wajah Indonesia.

Penegasan identitas budaya Lampung — kehadiran kanduk tutup membantu memperkenalkan warisan budaya Sai Bumi Ruwa Jurai ke khalayak yang lebih luas, sekaligus membedakannya dari busana adat lain yang juga menampilkan hiasan kepala besar, seperti suntiang Minangkabau atau siger Sunda.

Warisan Budaya Lampung

Dalam kajian adat Lampung, busana tradisional tidak hanya dinilai dari keindahannya, melainkan juga dari pesan simboliknya. Kanduk tutup mengajarkan tentang kehormatan, peran, dan martabat perempuan Lampung dalam keluarga serta masyarakat.

Dengan tampil mengenakan busana ini di upacara kenegaraan, Titiek Soeharto bukan hanya menghadirkan nuansa megah, tetapi juga membawa pesan penting mengenai keluhuran adat dan warisan budaya Lampung yang patut dijaga lintas generasi.

Related Stories