Sastra Lampung

EDUCATIONFEATURED

Novitaria

10/17/20222 min read

Sastra Lampung telah mengalami perkembangan yang pesat, sehingga kini dikenal sebagai salah satu warisan budaya yang kaya dan beragam. Dari zaman ke zaman, sastra Lampung terus berkembang dan mengalami transformasi yang membuatnya semakin dikenal di mata dunia. Karya-karya sastra yang bermunculan dari Lampung tidak hanya menggambarkan keindahan alam dan kearifan lokal, tetapi juga mengangkat tema-tema universal yang bisa dinikmati oleh siapa pun. Hal ini menjadikan sastra Lampung memiliki daya tarik tersendiri bagi para penggemar sastra dan budaya. Dengan adanya dukungan dan apresiasi yang semakin meningkat, diharapkan sastra dan budaya Lampung akan terus berkembang dan tetap menjadi bagian tak terpisahkan dari kekayaan budaya Indonesia.

Sastra merupakan cabang dari seni yang usianya sudah cukup tua. Sastra telah menjadi bagian dari pengalaman hidup manusia, karena kehadirannya hampir bersamaan dengan adanya manusia. Karya sastra merupakan pengalaman batin penciptanya mengenai kehidupan masyarakat dalam suatu kurun waktu dan situasi budaya tertentu. Sastra mempersoalkan manusia dalam berbagai aspek kehidupannya, sehingga karya sastra berguna untuk mengenal manusia, kebudayaan serta zamannya. (Zulfahnur Z.F, Sayuti Kurnia, Zuniar Z. Adji, 1996)

Menurut Koentjaraningrat (1974:25), sastra merupakan pranata kebudayaan yang bertujuan memenuhi kebutuhan manusia dalam menyatakan rasa keindahan dan untuk rekreasi. Berdasarkan pengertian dari aspek bentuk atau wujudnya, sastra dapat disampaikan secara lisan atau tulisan. Penyampaian sastra secara lisan langsung diungkapkan dari mulut ke mulut sedangkan penyampaian sastra secara tulisan diungkapkan melalui bahasa tulis.

Sastra lisan adalah sastra yang hidup di tengah masyarakat tradisional, bentuknya tetap, dan menggunakan ungkapan klise. Buku-buku lama tentang sastra di Indonesia menyebutnya dengan beberapa istilah, seperti sastra lama, sastra tradisional, sastra klasik, dan ada juga yang menyebutnya sastra rakyat. Sastra lama itu dikatakan beredar secara lisan di tengah masyarakatnya, bahkan kadang disebut sebagai sastra ‘masyarakat buta huruf’/masyarakat tradisional

Sastra lisan penting dikaji karena beberapa alasan. Alasan pertama, ia ada dan terus hidup di tengah masyarakat, tidak saja dalam masyarakat Indonesia, tetapi juga banyak negara lain di dunia. Yang kedua, sastra lisan menyimpan kearifan lokal, kecendekiaan nasional, pesan-pesan moral, dan nilai sosial dan budaya. Alasan ketiga, ada genre yang memperlihatkan hubungan antara satu kebudayaan dengan kebudayaan lain. Alasan keempat, untuk beberapa kepentingan, sastra lisan dapat mewakili bangsa kita bersanding dengan sastra lisan dari negara lain (Addriyetti Amir, 2013)

Dari berbagai genre sastra lisan itu, ada yang hidup, ada yang memudar, ada yang hampir punah, bahkan ada yang sudah punah (Addriyetti Amir dkk, 2007). Oleh karena itu, berbagai kajian dan penelitian tentang sastra lisan penting untuk dilakukan, agar warisan budaya ini dapat terus dilestarikan hingga generasi mendatang.

Masyarakat Lampung merupakan bagian dari masyarakat Indonesia, yang juga memiliki bahasa, dan adat budaya tersendiri serta memiliki sastra lisan. Sastra lisan Lampung adalah sastra berbahasa Lampung yang hidup secara lisan, yang tersebar dalam bentuk tidak tertulis (kini sudah diinventarisasi dan sudah banyak yang ditulis). Sastra lisan Lampung merupakan milik kolektif etnik Lampung dan bersifat anonim. Sastra itu banyak tersebar di masyarakat, merupakan bagian yang sangat penting dari kekayaan budaya etnik Lampung dan juga merupakan bagian dari kebudayaan nasional (Sanusi, A.Effendi,2014:7)

Sastra lisan Lampung sebagaimana sastra lisan pada umumnya, juga menyimpan kearifan lokal, pesan-pesan moral, dan nilai sosial budaya daerah. Namun nilai-nilai ini banyak yang belum terungkap secara mendalam dalam suatu kegiatan penelitian. Oleh karena itu berbagai kajian dan penelitian secara ilmiah penting untuk dilakukan agar kreatifitas masyarakat Lampung, khususnya sastra lisan tidak punah, karena kehilangan salah satu ragam sastra lisan berarti kehilangan sumber sejarah, sumber struktur, dan pandangan hidup yang baik.

Baca juga: Sastra Lisan Lampung

Related Stories