Sastra Lisan Lampung
EDUCATION


Sastra lisan merupakan bentuk sastra yang disampaikan secara lisan dan diwariskan dari generasi ke generasi. Sastra ini sering kali berupa cerita, legenda, atau dongeng yang diceritakan secara lisan dan tidak tertulis. Dengan cara ini, pengetahuan dan nilai-nilai budaya turun-temurun dapat dipelajari dan dilestarikan. Sastra lisan juga menjadi bagian penting dari identitas suatu budaya dan menjadi sarana untuk menghubungkan generasi yang berbeda. Melalui narasi yang disampaikan secara lisan, sastra lisan memberikan wawasan tentang kehidupan dan pemikiran masyarakat pada masa lampau, serta memperkaya khazanah budaya suatu bangsa.
Lampung memiliki lima jenis sastra lisan, yaitu peribahasa, teka-teki, mantra, cerita rakyat, dan puisi.
Puisi Lampung sendiri dibagi menjadi lima jenis, termasuk paradinei/paghadini untuk upacara penyambutan tamu pada pesta pernikahan adat, pepaccur/pepaccogh/wawacan untuk menyampaikan pesan dalam upacara pemberian gelar adat, pattun/segata/adi-adi untuk acara bersukaria seperti kedayek/kedayok atau jagodamar/jagodamagh, bebandung untuk petuah atau ajaran agama Islam, dan ringget/pisaan/highing-highing/wayak/ngehahaddo/hahiwang untuk acara adat, pelengkap acara pengantin, tarian adat, acara muda-mudi, meninabobokkan anak, dan pengisi waktu bersantai.
Tag:tapis lampung, adat lampung, budaya lampung