Benang Emas Tapis Lampung: Evolusi, Jenis, dan Inovasi Bahan dari Masa ke Masa

BUDAYASEJARAHKERAJINAN

Novita Ria

10/20/20253 min read

Dalam setiap helai kain tapis Lampung, ada kisah panjang yang terjalin antara tradisi, ketelitian, dan kilau benang emas yang memikat. Namun di balik keindahan itu, sedikit yang benar-benar memahami bagaimana benang menjadi elemen paling menentukan dalam pembuatan tapis. Dari bahan logam mulia di masa lalu hingga serat sintetis modern, perjalanan benang tapis mencerminkan adaptasi budaya terhadap perubahan zaman dan ketersediaan bahan.

Kini, ketika pengrajin menghadapi tantangan keterbatasan bahan dan naiknya harga benang impor, pembahasan tentang asal-usul, jenis, dan kualitas benang menjadi semakin penting. Artikel ini mencoba menelusuri evolusi benang yang digunakan dalam pembuatan tapis — dari masa ke masa — sebagai upaya memahami bukan hanya materialnya, tetapi juga makna budaya yang ia bawa.

1️⃣ Benang Emas: Jiwa dalam Setiap Sulaman

Dalam setiap kain tapis Lampung, benang emas memegang peran sentral. Kilauannya bukan hanya memperindah, tetapi juga melambangkan martabat, ketekunan, dan nilai budaya yang diwariskan turun-temurun. Di balik setiap helai benang, tersimpan perjalanan panjang antara tradisi, bahan, dan teknologi yang terus berkembang mengikuti zaman.

2️⃣ Dari Benang Emas Murni ke Benang Metalik

Pada masa lalu, sebagian kain tapis disulam dengan benang emas yang benar-benar mengandung lapisan logam mulia. Benang ini dikenal berat, berwarna pekat, dan memiliki daya tahan tinggi — salah satu alasan mengapa tapis klasik terasa lebih “berisi” dan berumur panjang.
Seiring meningkatnya harga logam mulia, para pengrajin mulai menggunakan benang pengganti yang lebih ringan dan terjangkau, tanpa mengurangi nilai estetik maupun simboliknya. Inilah awal munculnya benang metalik, atau yang dalam dunia tekstil internasional sering disebut imitation gold thread.

3️⃣ Evolusi Benang L6

Sejak beberapa dekade terakhir, pengrajin Lampung mengenal jenis benang yang populer disebut benang L6. Berdasarkan penelusuran dan pengamatan teknis, benang ini memiliki karakter yang serupa dengan jenis benang zari dari India — terbuat dari serat poliester yang dilapisi film metalik berwarna emas.
Tekstur benangnya padat namun lentur, menghasilkan kilau yang halus dan elegan. Salah satu ciri khasnya, setelah bertahun-tahun warna benang dapat memudar menjadi keperakan atau keputihan akibat oksidasi pada lapisan metaliknya. Hal inilah yang sering ditemukan pada tapis-tapis lama yang masih bertahan hingga kini.
Karena struktur bahannya cukup rapat, kain yang disulam dengan benang jenis ini terasa lebih berat dibanding tapis modern yang menggunakan benang sintetis biasa.

4️⃣ Benang Kristal dan Inovasi Masa Kini

Memasuki tahun 2015–2017, muncul jenis benang baru yang dikenal dengan sebutan benang kristal. Benang ini banyak digunakan karena lebih ringan, mudah disulam, dan harganya lebih terjangkau. Bahannya umumnya berupa poliester atau nilon metalik tanpa lapisan logam berat, menghasilkan efek kilau terang yang cemerlang.
Meskipun tampilannya berbeda dari benang lama, banyak pengrajin memanfaatkannya untuk menciptakan tapis modern yang tetap indah dan fungsional, sekaligus menjangkau pasar yang lebih luas.

5️⃣ Upaya Produksi dan Eksperimen Lokal

Keterbatasan akses terhadap bahan impor mendorong munculnya inisiatif baru. Sejumlah pelaku usaha dan pengrajin mulai melakukan eksperimen dengan benang lokal, memadukan teknik lilit, lapis, dan pewarnaan logam sintetis.
Tujuannya bukan sekadar meniru bahan lama, tetapi menemukan karakter khas baru yang sesuai dengan kebutuhan dan identitas budaya Lampung masa kini. Langkah ini juga menjadi bagian dari upaya menuju kemandirian bahan baku untuk kerajinan tapis.

6️⃣ Antara Tradisi dan Teknologi

Benang emas tapis Lampung adalah contoh nyata bagaimana warisan tradisi dapat beradaptasi dengan perkembangan zaman. Material boleh berubah, tetapi makna dan nilai estetiknya tetap sama — menggambarkan keindahan, ketelitian, dan filosofi kerja penuh kesabaran.
Apa pun bahan dasarnya, kilau benang tapis selalu menjadi simbol ketekunan dan kebanggaan masyarakat Lampung dalam merawat warisan budaya yang tak ternilai.

🔖 Referensi dan Catatan

  • Data teknis benang metalik dan poliester dari portal perdagangan internasional India (2024).

  • Observasi langsung terhadap benang L6 dan benang kristal oleh pelaku usaha tapis Lampung (2023–2025).

  • Diskusi dan wawancara informal dengan pengrajin tapis di Lampung.

  • Van der Hoop, J. (1932). Indonesische Siermotieven. Leiden University Press.

✍️ Tentang Penulis

Penulis adalah pelaku usaha tapis Lampung sekaligus pendiri Alyn Tapis, sebuah brand yang berkomitmen melestarikan budaya dan memperkenalkan keindahan tapis ke ranah modern. Melalui riset bahan dan eksperimen langsung di lapangan, penulis berupaya menjaga agar setiap benang emas—baik lama maupun baru—tetap membawa makna, kehangatan, dan kebanggaan bagi Lampung.

Related Stories